Universitas Bandar Lampung (UBL) kembali menegaskan kiprahnya di kancah internasional dengan resmi bergabung dalam Oriental Club Academia (OCA), forum akademik bergengsi yang diinisiasi Oriental Smart Eye (OSE) Constellation di bawah naungan perusahaan teknologi satelit terkemuka, China Star Vision. Langkah strategis ini ditandai penandatanganan kerja sama pada 8 September 2025 di Kantor Pusat Star Vision, Hangzhou, China. UBL diwakili dua akademisinya, Riza Muhida, Ph.D dan Muhammad Riza, Ph.D, yang menandatangani perjanjian kolaborasi pengembangan teknologi On-Orbit Artificial Intelligence (AI) × Multi-Source Earth Observation (EO) Applications untuk Lampung dan Indonesia.
“Kerja sama ini tidak hanya memperluas jejaring internasional UBL, tetapi juga membuka peluang pemanfaatan teknologi satelit canggih dalam bidang strategis seperti pemetaan banjir cepat, pemantauan ekosistem mangrove, pengawasan kualitas air pesisir, hingga kepatuhan NDPE (No Deforestation, No Peat, No Exploitation) di sektor perkebunan,” ujar Riza Muhida melalui pesan singkatnya, Kamis (11/9/2025).

Dorong Riset dan Pembangunan Berkelanjutan

Rektor UBL, Prof. Dr. M. Yusuf S. Barusman, MBA, menyebut keanggotaan dalam OCA sejalan dengan komitmen universitas menghadirkan inovasi berbasis riset.

“Melalui Oriental Club Academia, UBL ingin membangun ekosistem riset yang berdampak global. Teknologi satelit menjadi fondasi penting menuju masa depan hijau yang lebih cerdas dan berkelanjutan,” tegasnya.
Selain memperluas kolaborasi internasional, kerja sama ini juga diharapkan memperkuat pengajaran, riset, dan tata kelola publik berbasis data satelit akurat dan real-time. Dengan demikian, UBL berperan aktif mengintegrasikan teknologi antariksa untuk mendukung pembangunan berkelanjutan di Indonesia.

Bergabungnya UBL dalam Oriental Club Academia mengukuhkan posisi universitas sebagai perguruan tinggi yang berorientasi global, adaptif terhadap perkembangan teknologi, serta konsisten menghadirkan solusi bagi tantangan lingkungan dan pembangunan modern.